Senin, 25 Maret 2013




Hai... Kawan-kawanku yg ganteng" & cantik"... ini lanjutan materi tentang SSP... selamat membaca... :)








Fungsi Sistem Saraf Pusat

Fungsi Sensorik

Jutaan impuls sensori secara konstan mengalir ke dalam SSP dari reseptor perifer. Kebanyakan impuls ini dibaa langsung ke area spesifik otak yang dirancang untuk menghadapi masukan dari area tertentu tubuh atau indra. Respons yang terjadi sebagai hasil dari stimulus ini dapat diubah oleh neuron eferen yang berespons terhadap emosi melalui sistem limbik,terhadap respons yang telah dipelajari yang disimpan dalm korteks serebral, atau terhadap masukan otonomik melalui hipotalamus.
Kerumitan otak manusia dapat mengubah respons menjadi suatu sensasi bergantung pada situasinya. Individu dapat bereaksi secara berbeda terhadap stimulus yang sama. Misalnya, jika seseorang menjatuhkan sebuah kaleng di atas kakinya, respons fisiologis adalah respons nyeri dan stimulasi cabang simpatis pada sistem saraf otonom.

Fungsi Motorik

Saraf sensori yang masuk ke otak bereaksi bersama saraf motorik terkait untuk menimbulkan suatu reaksi yang diperantarai oleh otot atau kelenjar. Impuls Motorik yang meninggalkan korteks diatur atau dikoordinasikan lebih lanjut oleh sistem piramidal, yang mengkoordinasikan gerakan volunter, dan sistem ekstrapiramidal, yang mengkoordinasikan aktivitas motorik yang tidak di sadari‒mengatrur kontrol posisi dan postur. Misalnya, beberapa obat dapat mengganggu sistem ekstrapiramidal dan menyebabkan tremor, cara jalan gemetar, dan postur serta posisi yang kurang stabil. Serabut motorik dari korteks melintasi sisi lain medula spinalis sebelum muncul untuk berinteraksi dengan efektor perifer. Dengan cara ini, stimulus motorik yang berasal dari sisi kanan otak mempengaruhi aktivitas motorik pada sisi kiri tubuh. Misalnya area korteks kiri dapat mengirim impuls ke bawah ke medulla spinalis yang bereaksi dengan interneuron, menyebrangi sisi lain medulla spinalis, dan menyebabkan jari tangan kanan bergerak.

Fungsi Intelektual dan Emosional

Cara korteks serebral menggunakan informasi sensori tidak dipahami dengan jelas,tetapi riset membuktikan bahwa kedua hemisfer otak memproses informasi dengan cara yang berbeda. Otak sebelah kanan lebih artistik,berhubungan dengan nama,jumlah dan proses.
Ketika berlangsung pembelajarann, lapisan korteks serebral yang berbeda akan dipengaruhi, dan perubahan membran benar-benar terjadi pada neuroonuntuk menyimpan informasi di otak secara permanen. Pembelajaran dimulai sebagai suatu sirkuit listrik yang disebut engram, sirkuit potensial aksi yang mengumandang, yang pada akhirnya menjadi memori permanen jangka panjang, jika terdapat neurotransmiter dan hormon yang tepat. Dapat diketahui bahwa saraf membutuhkan oksigen,glukosa,dan tidur untuk memproses suatu engram menjadi memori permanen. Engram bertanggung jawab untuk memori jangka pendek. Ketika pasien mengalami penurunan suplai darah ke otak, maka memori jangka pendek dapat hilang, dan mereka tidak mampu mengingat hal-hal baru, karena mereka tidak mampu mengingat hal-hal baru, otak kembali ke memori permanen jangka panjang untuk fungsi sehari-hari. Misalnya, seorang pasien di perkenalkan kepada seorang perawat dan tidsk mampu mengingat kembali perawat tersebut dua jam kemudian.tetapi ia mampu mengingat peristiwa yang terjadi bertahun-tahun yang lalu dengan jelas.
Beberapa zat tampaknya mempengharuhi pembelajaran. Hormon antidiuretik, yang dilepas akibat reaksi terhadap stres, meningkatkan pembelajaran. Pada situasi ketika seseorang mencoba belajar, akan membantu jika ia merasa sedikit stres, namun stres yang terlalu banyak menghambat pembelajaran. Oksitosin juga tampaknya meningkatkan pembelajaran aktual. Karena kondisi melahirkan anak adalah satu-satunya waktu yang diketahui terjadi peningkatan kadar oksitosin.
Selain itu, sistem limbik tampaknya berperan penting tentang bagaimana seseorang belajar dan bereaksi terhadap stimulus. Emosi yang timbul karena memori juga emosi yang dirasakan saat ini berdampak pada respons stimulus. Efek plasebo (efek pikiran yang telah terbukti tentang terapi obat : jika seseorang mempersepsikan bahwa suatu obat akan efektif, obat tersebut cenderung akan benar-benar efektif) , yang memanfaatkan kerja serebrum dan sistem limbik, dapat memberi dampak luar biasa pada respons obat. Peristiwa yang di persepsikan sebagai hal yang sangat membuat stres oleh beberapa pasien dapat dipersepsikan sebagai hal yang positif oleh pasien lain.

Referensi
Karch, Amy M. 2010. Farmakologi Keperawatan Ed 2. Jakarta: EGC.






0 komentar:

Posting Komentar

 
Cute Pink Kaoani https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2MvPD3XFrQS2TP6U8Gb-vO-MFoPapE7M85uvdJ0VivcgzF9fqOCrREoYl_4gpGHbu1Wj2Fg0Ht5XTDBR7l0p7wTdI8mbh9cYaMj3ELPwmiK0KDm4-YwReZwxC6tlb2HUFDuehQh_RtS4/s128/Teori%20Ngeblog%20CURSOR%2014.gif