Senin, 25 Maret 2013


Hai... Kawan-kawanku yg ganteng" & cantik"... ini lanjutan materi tentang SSP... selamat membaca... :) 


  



Sistem Saraf Pusat

SSP terdiri dari otak dan  medulla spinalis. Tulang vertebra melindungi medulla spinalis dan tulang tengkorak,yang berombak hampir seperti karton  telur dan di rancang untuk mengabsorbsi goncangan,melindungi otak. Selain itu,meninges,yaitu membran yang menyelimuti saraf di dalam otakdan tulang belakang, memberi perlindungan lebih lanjut.
Barier darah-otak,suatu pembatas fungsi,juga memainkan peran defensif. Barier ini mempertahankan protein, toksin, dan struktur besar lainnya berada di luar otak dan mencegahnya  kontak dengan  neuron yang sensitif dan rapuh. Barier darah-otak menjadi tantangan  terapeutik pada terapi obat untuk gangguan otak karena kebanyakan obat terikat pada protein plasma sehingga tidak mampu menembus ke dalam otak. Pada pasien penderita infeksi otak, antibiotik tidak dapat menembus masuk ke otak sampai infeksi begitu berat sehingga barier darah-otak tidak lagi berfungsi.

Otak memiliki suplai darah yang unik untuk melindungi neuron dari kekurangan oksigen dan glukosa. Dua arteri, karotid, cabang dari arkus aorta dan naik ke masing-masing sisi otak di depan kepala, dan dua arteri lain, vertebralis, masuk ke bagian belakang otak untuk menjadi arteri basilar. Arteri-arteri ini mengantarkan darah ke pembuluh darah umum pada bagian bawah otak yang disebut sirkulus Willis, yang mendistribusikan darah ke otak sesuai kebutuhan. Peran sirkulus Willis menjadi jelas ketika individu memiliki arteri karotid yang tersumbat. Walaupun jalannya darah melalui salah satu arteri karotid terganggu, area-area otak pada sisi tersebut akan tetap memiliki suplai darah penuh karena darah dikirim ke area-area tersebut melalui sirkulus Willis.

Otak belakang, di mulai dari puncak medula spinalis sampai ke otak tengah, adalah area otak yang paling primitif dan berisi batang otak, tempat pons dan medula oblongata. Area-area otak ini mengontrol fungsi dasar yang vital seperti:
  •  Pusat pernapasan yang mengontrol pernapasan.
  •  Pusat kardiovaskular yang mengatur tekanan darah.
  •  Zona pencetus komereseptor dan zona emetik yang mengontrol muntah.
  •  Pusat menelan yang mengoordinasikan refleks menelan yang rumit.
  •  Dan sistem aktivasi retikular (reticular activating system, RAS) yang mengontrol bangkitan dan kesiagaan terhadap stimulus dan juga berisi pusat tidur.

            RAS menyaring jutaan pesan yang datang, menyeleksi hanya yang paling signifikan untuk direspons. Ketika kadar serotonin menjadi tinggi pada RAS, sistem tersebut mati, dan terjadi tidur. Medula mengabsorbsi serotonin dari RAS, ketika kadarnya cukup rendah, kesadaran atau bangkitan terjadi.

            Saraf kranial, yang juga muncul dari otak belakang, melibatkan indera spesifik (penglihatan, penghidu, pendengaran, keseimbangan, pengecapan) dan beberapa aktivitas otot kepala dan leher (misal, gerakan mengunyah dan gerakan mata). Serebelum, bagian otak yang terlihat seperti suatu “gelondong benang rajutan” dan terletak di belakang bagian-bagian otak belakang yang lain, mengoordinasikan fungsi motorik yang mengatur postur, keseimbangan, dan aktivitas otot volunter.

Otot tengah terdiri dari talamus, hipotalamus, dan sistem limbik. Talamus mengirim informasi langsung ke dalam serebrum untuk mentranfer sensasi seperti dingin, panas, nyeri, sentuhan, dan sensasi otot.  Hipoltalamus , yang mendapat perlindungan buruk dari barier darah-otak, berfungsi sebagai sensor utama untuk aktivitas di dalam tubuh. Area-area hipotalamus bertanggung jawab untuk mengendalikan suhu, keseimbangan air, selera makan, dan keseimbangan cairan. Selain itu, hipotalamus memainkan peran sentral pada sistem endokrin dan sistem saraf otonom.

Sistem limbik adalah area otak yang mengandung tiga neurotransmiter dalam kadar tinggi: epinefrin, norepinefrin, serotonin. Stimulasi area ini, yang tampaknya bertanggung jawab terhadap ekspresi emosi, dapat menyebabkan terjadinya kemarahan, kesenangan, motivasi, stres, dan sebagainya. Nagian otak ini tampaknya sangat mengendalikan untuk aspek manusia pada fungsi otak. Terapi obat bertujuan menghilangkan gangguan emosi, seperti depresi dan ansietas yang sering kali melibatkan upaya mengubah kadar epinefrin,  norepinefrin, dan serotonin.

Referensi
Karch, Amy M. 2010. Farmakologi Keperawatan Ed 2. Jakarta: EGC.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Cute Pink Kaoani https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2MvPD3XFrQS2TP6U8Gb-vO-MFoPapE7M85uvdJ0VivcgzF9fqOCrREoYl_4gpGHbu1Wj2Fg0Ht5XTDBR7l0p7wTdI8mbh9cYaMj3ELPwmiK0KDm4-YwReZwxC6tlb2HUFDuehQh_RtS4/s128/Teori%20Ngeblog%20CURSOR%2014.gif