UNIVERSAL PRECAUTION

Kamis, 30 Mei 2013

              
Assalamualaikum wr.wb. ..... kawan-kawan... ini adalah lanjutan materi IDK 2 tentang UNIVERSAL/ISOLATED PRECAUTION... selamat membaca... :)



   UNIVERSAL PRECAUTION


Kewaspadaan Universal adalah Salah satu dari upaya pengendalian infeksi di rumah sakit Upaya pencegahan dasar atau standar Pada semua kondisi Bagian inti dari teknik isolasi Melindungi diri – melindungi pasien.
     Operasional Kewaspadaan Universal (UP) Cuci tangan Menggunakan alat pelindung perorangan (APP) untuk mengurangi perjalanan darah dan cairan tubuh Pengelolaan Alkes Bekas Pakai (Dekontaminasi, sterilisasi, disinfeksi) Sharp Precautions Pengelolaan Benda Tajam, Pengelolaan Limbah dan Sanitasi Ruangan Cuci Tangan menggunakan Air Mengalir Sabun 10 detik Penggunaan Antiseptik dengan benar Lap tangan kering/ sekali pakai Cuci tangan bedah dilakukan selama 2-5 menit. Alat Pelindung Perorangan (APP) seperti Sarung Tangan,Pelindung Muka, Masker, KacaMata, Pelindung Kaki
     Alat Pelindung Terhadap pasien Terhadap tenaga kesehatan Sarung tangan Mencegah kontak dari tangan Mencegah kontak tangan tenaga kesehatan. tenaga kesehatan kepada pasien dengan darah dan cairan tubuh pasien, mukosa, kulit luka à alkes/ permukaan yang terkontaminasi, Masker Mencegah kontak droplet dari mulut & Mencegah mukosa (hidung dan hidung tenaga kesehatan saat napas, bicara, mulut) kontak dengan percikan darah / batuk kepada pasien pasien,Kacamata Mencegah kontak pelndung - dengan percikan darah / pasienTutup kepala Mencegah jatuhya rambut/ kepala ke daerah steril -Jubah & celemek Mencegah kontak dari tangan/ Mencegah kulit kontak dengan plastik tubuh/ pakaian nakes kepada pasien percikan darah/ pasienSepatu Pelindung Mencegah kaki terluka oleh benda ruangan lain tajam yang terkontaminasi atau terjepit benda berat dan mencegah kontak dengan darah / lainnya
     Pengelolaan Alkes Bekas Pakai Dekontaminasi,Cuci Sterilisasi/DTT. Dekontaminasi Penggunaan Disinfektan dg Benar Cuci bersih Disinfeksi Sterilisasi Tingkat Tinggi Pendinginan & Penyimpanan Siap pakai Alat Disinifeksi Tingkat Tinggi Alat Sterilisator Uap Bertekanan tinggi Derajat Risiko Cara penggunaan Alat Cara Risiko tinggi Menembus kulit Sterilisasi, atau sekali pakai Risiko sedang Kontak dengan kulit yang Sterilisasi, disinfeksi tidak utuh atau lapisan tingkat tinggi (DTT) - mukosa rebus, disinfeksi kimiawi Risiko rendah Kontak dengan kulit yang Cuci bersih dengan air utuh panas dan sabun. Disinfektan Pemakaian Keunggulan Kekurangan, Antiseptik kulit Konsentrasi , inaktif Kerja cepat, tanpa residu, Alkohol Termometer, stetoskop, tidak berbekas oleh bahan organik, karet mengeras, Alat dialisis, tanki, Korosif, inaktif oleh CPR, dekontaminasi alat Murah, kerja cepat, bahan organik, iritasi, Klorin dan permukaan, percikan tersedia di pasar tidak stabil pada darah pengenceran 1:9 (>) Kerja lambat dan butuh Untuk alat yang tidak waktu lama untuk Etilin Oksida Sterilisasi gas tahan panas dan tekanan menghilangkan residu yang toksis. Terbatas, dekontaminasi Tahan terhdp bahan Karsinogeni, toksik, Formalde-hid biosafety cab lab, organik iritan, bau menyengat fumigasi Nonkorosif, tahan bahan Iritasi, cepat inaktif bila (2%), endoskopi, alat organik, cocok untuk alat diencerkan, mahal, sulit Glutaralde-hid terapi pernafasan, alat optik, sterilisasi dipantau anestesi 10jam konsentrasinya, residu. Disinfektan Pemakaian Keunggulan Kekurangan 3%, lantai, dinding, perabot RT Oksidan kuat, kerja Korosif bagi aluminium, H2O2 cepat, terurai – O2 dan endoskop, tembaga, kuningan dan seng air lensa kontak termometer, Tdk cocok utk permukaan tanki Kerja cepat, tidak toksik keras, korosif u/ metal, kulit Yodofor & tdk iritatif terbakar, tdk tahan bhn organik DTR- permukaan keras kursi roda,  meninggalkan bercak Aman u/ lingkungan (air, DTT ut alat tdk tahan Asam O2, H2O2, asam asetat), Korosif, tidak stabil bila panas, untuk mesin Parasetat kerja cepat, aktif thd diencerkan sterilisasi organik Tidak u/ kamar bayi DTM/ DTR, lantai, Residu dipermukaan, (hiperbilirubinemia), tidak utk Fenol dinding, perabot RT. banyak di pasar kontak dg makanan, diserap kulit, lengket DTR, Lantai, dinding, Amonium Tdk untuk alkes, terbatas perabot, percikan Non-iritatif, detergent Kuarterner spektrum sempit darah. Pengelolaan Alat/Benda Tajam (Sharp Precautions)Pisau bedah, jarum suntik, pecahan kaca, dsb ? Segera singkirkan ke dalam wadah tahan tusukan oleh pemakai Wadah limbah tajam di tempat strategis, anti tumpah Dilarang menyerahkan alat tajam secara langsung Jangan menutup jarum suntik satu tangan, Wadah Tahan Tusukan Pengelolaan Limbah dan Sanitasi, Ruangan Limbah Cair,Sampah Medis,Sampah RT,Insinerasi, Penguburan, Disinfeksi permukaan

STERILISASI

Rabu, 29 Mei 2013

Assalamualaikum wr.wb. ..... kawan-kawan... ini adalah lanjutan materi IDK 2 tentang UNIVERSAL/ISOLATED PRECAUTION... selamat membaca... :)



STERILISASI

                                                            
suatu proses mematikan segala bentuk kehidupan mikro organisme seperti membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau menggunakan bahan kimia.

  • Jenis peralatan yang dapat disterilkan :
1. Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting, speculum dan lain-lain.
2. Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit (spuit), tabung kimia dan lain-lain.
3. Peralatan yang terbuat dari karet, misalnya, kateter, sarung tangan, pipa penduga lambung, drain
    dan lain-lain.
4. Peralatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule trachea dan lain-lain.
5. eralatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok (nierbekken), baskom dan lain-lain.
6. Peralatan yang terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir, piring dan lain-lain.
7. Peralatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang i8nfus dan lain-lain.
8. Peralatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon, doek operasi, baju, sprei, sarung
    bantal dan lain-lain.

  • Pelaksanaan :
1. Sterilisasi dengan cara rebus
    Mensterikan peralatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih (1000C) dan ditunggu
    antara 15 sampai 20 menit. Misalnya peralatan dari logam, kaca dan karet.
2. Sterilisasi dengan cara stoom
    Mensterikan peralatan dengan uap panas didalam autoclave dengan waktu, suhu dan tekanan
    tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan dan lain-lain.
3. Sterilisasi dengan cara panas kering
    Mensterikan peralatan dengan oven dengan uap panas tinggi. Misalnya peralatan logam yang
    tajam, peralatan dari kaca dan obat tertentu.
4. Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia
    Mensterikan peralatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat, uap formalin,
    khususnya untuk peralatan yang cepat rusak bila kene panas. Misalnya sarung tangan, kateter, dan
    lain-lain.
 
  • Perhatian :
1. Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai.
2. Peralatan harus bersih dan masigh berfungsi.
3. Peralat yang dibungkus harus diberi label yang dengan jelas mencantumkan : nama, jenis
    peralatan, tanggal dan jam disterilkan.
4. Menyusun peralatan didalam sterilisator harus sedemikian rupa, sehingga seluruh bagian dapat
    disterilkan.
5. Waktu yang diperlukan untuk mensterilkan setiap jenis peralatan harus tepat (dihitung sejak
    peralatan disterilkan).
6. Dilarang memasukkan atau menambahkan peralatan lain kedalam sterilisator, sebelum waktu
     untuk mensterilkan selesai.
7. Memindahkan peralatan yang sudah steril ketempatnya harus dengan korentang steril.
8. Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkus maupun tutupnya.
9. Bila peralatan yang baru disterilkan terbuka, peralatan tersebut harus disterilkan kembali.

  • Pemeliharaan Peralatan Perawatan dan Kedokteran
-Pengertian :
Melaksanakan pemeliharaan peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara membersihkan, mendesinfeksi atau mensterilkan serta menyimpannya.
 
-Tujuan :
1. Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai.
2. Mencegah peralatan cepat rusak.
3. Mencegah terjadinya infeksi silang.

a. Pemeliharaan Peralatan Dari Logam.

   Jenis peralatan :
    Misalnya :
      1. pisau operasi.
      2. Gunting.
      3. Pinset.
      4. Kocher.
      5. Korentang.
   Persiapan :
     1. Peralatan yang akan dibersihkan.
     2. Tempat pencucuian dengan air yang mengilir atau baskom berisi air bersih.
     3. Sabun cuci.
     4. Sikat halus.
     5. Bengkok (nierbekken).
     6. Lap kering.
     7. Larutan desinfektan.
     8. Kain kasa.
     9. Stalisator dalam keadaan siap pakai.
   Pelaksanaan :
     1. Peralatan yang sudah dipergunakan, dibilas air (sebaiknya dibawah air mengalir) untuk
         menghilangkan kotoran yang melekat, kemudian direndam didalam larutan desinfektan
         sekurang-kurangnya dua jam. Khusus peralatan yang telah dipergunakan pada pasien  
         berpenyakit menular, harus direndam sekurang-kurangnya 24 jam.
    2. Peralatan disabuni satuper satu, kemudian dibilas. Selanjutnya disterilkan dengan cara merebus
        didalam sterilisator yang telah diisi air secukupnya, dimasak sampai mendidih. Setelah air
        mendidih sekurang=-kurangnya 15 menit baru diangkat.
    3. Peralatan yang telah disterilkan, diangkat atau dipindahkan dengan korentang steril ketempat
        penyiumpanan yang steril.
    4. Setelah selesai, peralatan dibersihkan, di\bereskan dan dikembalikan ketempat semula.
 
  Perhatian :
       Khusus peralatan logam yang tajam (misalnya pisau, gunting, jarum dll) harus dibungkus dulu
       dengan kain kasa, kemudian barulah dimasukkan kedalam sterilisator, setelah air mendidih dan
       ditungguantara tiga sampai lima menit baru diangkat.

b. Pemeliharaan Peralatan dari Gelas.
    Jenis peralatan :
     Misalnya :
      1. Kateter.
      2. Pengisap lendir bayi
      3. Spuit.
   Persiapan :
      1. Peralatan yang akan dibersihkan.
      2. Tempat pencucian dengan air yang mengalir ataubaskom berisi air bersih.
      3. Sabun cuci
      4. Sikat halus.
      5. Bengkok (nierbekken).
      6. Lap kering.
      7. Larutan desinfektan.
      8. Kais kasa.
      9. Sterilisator dalam keadaan siap pakai.
     10. Lidi kapas

   Pelaksanaan :
      Sama dengan pelaksanaan pemeliharaan peralatan dari logam. Tapi khusus spuit, pengisapnya
      dikeluarkan dan jarumnya dilepas, kemudian masing-masing alat dibungkus dengan kain kasa,
      dan setelah itu baru dimasukkan kedalam sterilisator yang sudah berisi air dan diltakkan
      berdampingan.

c. Pemeliharaan Peralatan Dari Karet.
     Jenis peralatan :
      Misalnya :
        1. kateter.
        2. Pipa penduga lambung atau maagslang.
        3. Drain.
    Persiapan :
        1. Peralatan yang akan dibersihkan.
        2. Tempat pencucian dengan air yang mengalir atau baskom.
        3. Sabun cuci.
        4. Bengkok (nierbekken).
        5. Spuit.
        6. Kapas bersih dan tempatnya.
        7. Larutan desinfektan.
        8. Sterilisator dalam keadaan siap pakai.

   Pelaksanaan :
       1. peralatan dibersihkan dan jika ada bekas-bekas plastic dihilangkan dengan kapas bersih.
       2. Bagian didalamnya dibersihkan dengan menyemprotkan air dari spuit atau air mengalir sambil
           dipijit-pijit sampai bersih.
       3. Setelah bersih, peralatan kemudian direndam didalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya
           dua jam, selanjutnya disabuni dan dibilas.
       4. Setelah air didalam sterilisator mendidih, peralatan dimasukkan dan dibiarkan antara lima
           samapai sepuluh menit, baru diangkat dengan korentang steril. Setelah itu peralatan disimpan
           ditempat yang steril.
       5. Setelah selesai, peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula.

d. Pemeliharaan sarung Tangan.
     Persiapan :
       1. Sarung tangan kotor (bekas dipergunakan).
       2. Tempat pencucian dengan air mengalir atau baskom berisi air bersih.
       3. Sabun cuci.
       4. Lap kering atau handuk.
       5. Bedak biasa.
       6. Tablet formalin secukupnya.
       7. Tromol atau stoples yang tertutup rapat.

     Pelaksanaan :
       1. Sarung tangan dibersihkan dan disabinu bagian luar dan dalamnya, lalu dibilas.
       2. Sarung tangan diperiksa apakah bocor atau tidak, dengan cara memasukkan udara
           kedalamnya, lalu dicelupkan ke dalam air. Bila bocor dipisahkan.
       3. Setelah bersih, sarung tangan dikeringkan dengan cara menggantungkannya terbalik atau
           langsungdikeringkan luar dan dalamnya dengan handuk atau lap kering.
       4. Beri bedak tipis secara merata bagian luar dan dalamnya.
       5. Sarung tangan diatur atau digulung sepasang-sepasang atau dipisahkan misalnya satu
           kelompok bagian kiri atau kanan saja. Bila dipisahkan kiri atau kanan saja, harus diberi label
           pengenal yang jelas pada tromol atau stoples masing-masing yang menunjukkan sebelah kanan
           atau kiri, serta tanggal dan jam dimulainya sterilisasi.
       6. Sarung tangan kemudian dimasukkan kedalam tromol atau stoples yang telah berisi tablet
           formalin untuk disterilkan selama 24 jam sejak saat dimasukkan. Untuk tromol atau stoples
           ukuran satu liter digunakan empat tablet formalin 50 gram.
       7. Setelah selesai, peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ketempat semula.

Kamis, 18 April 2013


Assalamualaikum wr.wb. ..... kawan-kawan... ini adalah lanjutan materi IDK 2 tentang ANATOMI DAN FISIOLOGI SARAF... selamat membaca... :)





I.                   SEL-SEL PADA SISTEM SARAF

A.                 Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan
      sitoplasma.

      1.      Badan Sel, atau perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan
             neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut :
      a.   Satu nukleus tunggal, nukleolus yang menonjol dan organel lain seperti kompleks
          golgi dan metokondria, tetapi nukleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat
          bereplikasi.
      b.   Badan Nissl, terdiri dari retikulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas serta
          berperan dalam sintesis protein.
      c.    Neurofibril, yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui mikroskop
           cahaya jika diberi perwarnaan dengan perak.
      2.      Dendrit adalah perpanjangan sitopolasma yang biasanya berganda dan pendek,serta
            berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
      3.      Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrite.
      a.   Origo Akson. Akson berasal dari badan sel pada hillock akson,yaitu regia yang tidak
           mengandung badan Nissl.
      b.   Ukuran akson. Panjang akson mungkin berukuran kurang dari 1mm sampai 1m lebih.
      c.    Pelapisan akson


1)   Semua akson dalam sistem saraf perifer dibungkus oleh lapisan Schwann, disebut juga neurilema, yang dihasilkan sel-sel Schwann.
2)   Akson dalam SSP tidak memiliki lapisan neurilema
3)   Terminasi akhir dari semua serabut saraf tidak memiliki neurilema dan myelin.
4)   Regenerasi neuron yang rusak memerlukan neurilema.

B.      Klasifikasi neuron

    1.      Fungsi :
a.   Neuron sensorik (aferen) : menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit,organ
                                                 indera,atau suatu organ internal ke SSP.
b.   Neuron motorik : menyampaikan impuls dari SSP ke efektor.
c.    Ingterneuron : menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi
                             ke interneuron lain.
   2.      Struktur :
a.   Neuron multipolar memiliki satu akson dan dua dendrit atau lebih.
b.   Neuron bipolar memiliki satu akson dan satu dendrit
c.    Neron unipolar memiliki sebuah prosesus tunggal,tetapi neuron ini sebenarnya  bipolar

C.      Sel neuroglia adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat.

    1.      Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prsesus panjang,sebagian besar
          melekat pada dinding kapiler darah melalui pedikel atau “kaki vaskular”
    2.      Oligodendroglia (oligodendrosit) : menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah
          prsesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.
    3.      Mikroglia : ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah,dan dipercaya memiliki peran
          fagositik.
    4.      Sel ependimal : membentuk membran epitelia yang melapisi rongga serebral(otak) dan
          rongga medulla spinalis.

D.    Kelompok Neuron

    1.      Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di dalam SSP.
    2.      Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di bagian luar SSP dalam saraf
          perifer.
    3.      Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf(serabut) yang terletak diluar SSP.
    a.  Endoneurium melapisi serabut saraf individual
    b.Perineurium melapisis sekelompok serabut yang menyatu dalam berkas fasikel.
    c. Epineurium, lapisan terluar, melapisi beberapa kelompok fasikel,yang membentuk saraf atau
       batang saraf.
   4.      Saraf gabungan : mengandung saraf aferen dan eferen yang termielinisasi dan yang tidak
         termielinisasi
   5.      Traktus adalah kumpulan serabut saraf dalam otak atau medulla spinalis yang memiliki origo
        dan tujuan yang sama.
   6.      Komisura adalah pita serabut saraf yang menghubungkan sisi-sisi yang berlawanan pada otak
         atau medulla spinalis.




"sebelumnya Assalamualaikum wr. wb. ....... kawan-kawan... ini adalah penjelasan dari materi IDK 2 tentang ANATOMI DAN FISIOLOGI SARAF selamat membaca... :)"





ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF

Bagian I : Organisasi, Sel, dan Impuls Saraf

I.                   PENDAHULUAN

A.               Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk menstransmisi suatu respons terhadap stimulusi, di atur oleh sistem saraf dalam 3 cara utama :

      1.      Input Sensorik        : Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor.
      2.      Aktivitas integratif : reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di
                                               sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian
                                               akan menginterprestasi srimulus,sehingga respons terhadap informasi 
                                               bisa terjadi.
      3.      Output Motorik      : impuls dari otak dan medulla spinalis memperoleh respons yang 
                                               sesuai dari otot dan kelenjar tubuh, yang dusebut sebagai efektor.

B.     Organisasai Struktur Sistem Saraf

1.      Sistem Saraf Pusat (SSP) : Terdiri dari otak dan medulla spinalis yang dilindungi tulang
                                                   kranium dank anal vertebral.
2.      Sistem Saraf Perifer         : Terdiri dari saraf kranial dan saraf spinal yang menghubungkan
                                                   otak dan medulla spinalis dengan reseptor dan efektor. Secara
                                                   fungsional system saraf perifer terbagi menjadi system aferen dan
                                                   sistem eferen.
a.   Saraf aferen (sensorik) : menstransmisi informasi dari SSP ke otot dari reseptor sensorik
                                              ke SSP
b.   Saraf eferen (motorik) :  menstransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar. Sistem
                                              eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sudivisi :
1)   Divisi asomatik (volunter) : berkaitan dengan perubahan lingkungan eksternal dan pembentukan respons motorik volunteer pada otot rangka.
2)   Divisis otonom (involunter) : mengendalikan seluruh respons involunter pada otot polos ,otot jantung,dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur.
a)   Saraf simpatis         : berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis.
b)   Saraf parasimpatis : berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis
c)   Sebagian besar organ internal dibawah kendali otot otonom, memiliki inervasi simpatis dan parasimpatis.
 
Cute Pink Kaoani http://lh6.ggpht.com/_QwvI2Zom950/S9fh7yM39RI/AAAAAAAAAj0/3hApdzsCsM0/s128/Teori%20Ngeblog%20CURSOR%2014.gif